BIOGRAFI NABI MUHAMMAD SAW
BOGRAFI
NABI MUHAMMAD SAW
Satu-satunya rasul Allah yang diutus
untuk semua ras dan golongan adalah nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya
sangat universal; tidak hanya tentang ibadah dan keakhiratan, namun juga
urusan-urusan duniawi yang mencakup semua sisi kehidupan manusia, mulai dari
masalah makan hingga urusan kenegaraan. Namun demikian, masih banyak orang yang
buta terhadap pribadi dan kehidupan beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk
melihat dan merasakan kebenaran yang dibawanya.
Kelahiran Muhamad SAW
Nabi Muhammad saw lahir di Makkah
pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim. Penamaan
tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang dipimpin oleh
Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah. Namun sebelum sampai
ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung yang membawa batu-batu
kerikil panas (lihat QS Al-Fil: 1-5). Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan
dengan tanggal 20 April 571 Masehi Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah
kota yang sangat penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik
karena tradisinya ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan
yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya
Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat
360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah
kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan
realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi. Nabi
Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin,
tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah.
Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun
itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang
gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan
tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama
terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud
Pasha. Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang
berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama
Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar
pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW.
Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia
tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.Ramalan tentang kedatangan atau
kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu.
Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah
diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian
telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas
kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para
nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah
Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu,
niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah
berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian
itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu
saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
- Masa Menyusui
Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah
dan Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau
disusui oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad. Nabi Muhammad saw
tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang lebih empat tahun. Di akhir masa
pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi pembedahan nabi Muhammad saw.
Masa Kanak-kanak Rosullallah
Tidak lama setelah kelahirannya,
bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu
Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa
hari, nabi tetep menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu
menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang
wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan
penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia
lima tahun, nabi dikembalikan Halimah kepada tanggungjawab ibunya.
Sejumlah hadis menceritakan bahwa
kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus
ketika Muhammad SAW kecil hidup dibawah asuhannya. Halimah menyayangi baginda
rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih saying dan cinta, namun
karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang
tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW Kepada keluarga beliau.
Muhammad SAW kira-kira berusia enam
tahun, dimana tatkala asik bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman
beliau gembira saat ayah-ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan
tangisan menemui ibunda beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah? ibunda beliau
terharu tampa jawaban yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas jawaban
tersebut, hingga suatu ketika ibunda beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi
kekota tempat ayah beliau dimakamkan.
Sekembalinya dari pencarian Makan
suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan
pulang, dengan duka cita yang mendalam dan pulang bersama seorang pembantu
nabi.
Sekembalinya pulang sebagai anak
yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul muthalib. Namun dua tahun
kemudian, kakeknyapun yang berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada
usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggung jawab pamannya abi thalib.
PadaUsia 8 tahun, seperti kebanyakan
anak muda seumurannya, nabi memelihara kambing di mekkah dan mengembalakan di
bukit dan lembah sekitarnya. Pekerjaan pengembala sekawanan domba ini cocok
bagi perangai orang yang bijaksana dan perenung seperti Muhammad SAW muda,
ketika beliau memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh
tanda-tanda kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.
- Masa Remaja
Diriwayatkan bahwa ketika berusia
dua belas tahun, Muhammad SAW menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang
menuju Suriah, tempat kemudian beliau berjumpa dengan seorang pendeta, yang
dalam berbagai riwayat disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau merupakan
satu-satunya nabi dalam sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa
awal kehidupan Muhammad SAW tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar bersama
kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh dengan
pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi dan
kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan
Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.
Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW
sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan
perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang
melakukan renovasi Ka’bah. Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak
menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah. Beliau membagi tugas kepada mereka
dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan melegakan hati mereka
Pernikahan Nabi Muhammad Saw
Pada masa mudanya, beliau telah
menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil usahanya . Pada
usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid,
seorang janda kaya berusia 40 tahun. Pernikahan ini diawali dengan lamaran
Khadijah kepada Muhammad saw setelah melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan
dan akhlaknya.
Isteri-isteri Rasulullah Muhammad
Saw
Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW
berjumlah 11 Orang, Yaitu :
- Khadijah binti Khuwailid
- Saudah binti Jam’ah
- Aisyah Binti Abu Bakar ra
- Hafshah binti Umar ra
- Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
- Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
- Zainab binti jahsyin
- Zainab binti Khuzaimah
- Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
- Juwairiyah binti Al-Haarits
- Sofiyah binti Huyay
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah
meninggal dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali
Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya
mempunyai hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih
hidup adalah 2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan
isteri Nabi yang 9 orang masih hidup saat Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang
tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka
banyak menolong penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4
perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu Kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi
Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan
yang dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW, anak-anak Nabi
SAW tersebut Wafat pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat
beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.
Kerasulan Muhammad SAW
- Awal Kerasulan
Menjelang
usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer
di Utara Mekah..
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja,
kemudian berhari-hari bertafakur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW
mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada
malam itu di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh
tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat
besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan
yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau
berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau
tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan
penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir
beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu
merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang
pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
- Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
- Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
- Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
- Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan
mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW
telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum
diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya
Muhammad SAW sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam
terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah
al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan
Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian,
berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat
dan merasakan beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan
waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang
kedua yang berbunyi :
“Wahai
kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang
telah, dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk
suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu
surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.
Pengetahuan Kerasulan
Setelah
beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual,
turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula beliau
mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau
mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan
Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang
saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang
terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara
kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali
Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima
dakwah nabi yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah
Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu
Khadijah, dan dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari
pihak kafir quraisy mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy
untuk menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik
yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan
oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW
untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima
kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat
pengungsian. Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke
Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja) agar menolak
kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman
itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk
Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya
tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu
wafat nya seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta
yang setia menemani hari-hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga
Allah menghibur hati baginda Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya
Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di
Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain,
lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di
negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada
Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi
SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso
dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut
Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari. Setelah
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang
berhaji ke Mekah. Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam
dalam tiga gelombang. Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang
Khazraj menemui Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran
Islam dapat mendamaikan permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun
keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan
dua orang ‘Aus serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat
bernama Aqabah Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan
perjanjian “Aqabah Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji
yang datang dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka
meminta Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib.
Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan
dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar
Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer
dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah
Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah
mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama
kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan
di Mekah
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya.
Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua
sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap
nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota
Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang
bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya
sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah
dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas
tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa
hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah
- Akhir Masa Kerosulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi
Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah
Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam
merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan,
bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata
lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan
kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala
Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah
kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan
musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong
orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan
gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan
membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan:
(1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga
keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang
yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan
sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi
sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota
sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak
diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk.
Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan
dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari
pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan
ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai
pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu
disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan
antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan
seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah.
Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam.
Petugas keagamaan dan para dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk
mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua
bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat
berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi
Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw
Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi
Muhammad SAW, antara lain :
- Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
- Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
- Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
- Al-‘Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
- Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
- Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
- Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.
Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan
kita tahu bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa
disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.
Nasab Nabi Muhammad Saw
Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw,
Imam Bukhari merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut:
Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin
Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik
bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar
bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir:
Adnan bin Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail
bin Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan
Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40
kakek.
Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah
Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah
dan tidak pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian
beliau tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan
gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).
Muhammad Saw Menjadi Rasul
Allah
Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada
hari Senin di bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan
Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu
yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui
Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah
menenangkan: “Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah
menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan
kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang
tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah
bin Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru
dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada Muhammad saw
itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa As.
“Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir
oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR Bukhari dan Muslim).
Nabi Muhammad Saw Hijrah ke
Madinah
Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang
bertepatan dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa
beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan
bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt
menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala
mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota
Madinah. Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul
Awwal tahun 1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw
Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat
berikut :
– “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang
diperangi karena sesungguhnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
– “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang
yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah
sebagai upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi
balas dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.
Akhlak Nabi Muhammad Saw
Allah SWT menggambarkan akhlak nabi
Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat 4: “Dan sesungguhnya engkau
benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw
dalam menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar
dan ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu
semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa
Uqbah bin Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad
saw sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya
Fathimah datang membuangnya.
Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah
pamannya Abu Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10
kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga
beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk
melemparinya dengan batu.
- Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw
Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi
Muhammad saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab.
Tapi justru sebaliknya: “Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari
keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik
kepada-Nya sedikit pun,” kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan
kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya
kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum
musyrik penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak
membuatnya dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah
beliau saw memberikan amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.
Keistimewaan yang Allah
Berikan Kepadanya
a. Lima kelebihan yang tidak diberikan
kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi
Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal yang tidak diberikan kepada
seorang pun sebelum saya;
- diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
- bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
- dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
- diberi syafa’at
- dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah
orang pertama yang diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling
banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga”
(HR. Muslim). Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah,
Rasulullah saw bersabda: “Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat
nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama
yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat (kepada
ummat manusia).” (HR. Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw
pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau
menjawab: “Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63 tahun.
Terjemahan Nadhom Tauhid Aqidatul Awam
Kitab Nazhom Aqidatul awam
karangan Syech Ahmad Marzuki bermula dari mimpi Syech Ahmad Marzuki pada malam jumat pertama di bulan Rajab tahun
1258 yang bertemu dengan Rasulullah SAW
dan para sahabatnya, dalam mimpi tersebut Rosululloh saw berkata kepada Syech
Ahmad al marzuki “Tulislah Nadzhom Tauhid “
Barang siapa yang menghafalnya dia akan masuk kedalam surga dan
mendapatkan segala macam kebaikan yang sesuai dengan Al quran dan Sunnah .” Syech
Ahmad marzuki pun bingung dan bertanya kepada Rasulullah SAW ” Nadzhom apa ya
Rasulullah..??. Para sahabat menjawab ” Dengarkan saja apa yang akan Rosululloh
saw ucapkan ” . Nabi Muhammad saw berkata ” Ucapkan..
أبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ والـرَّحْـمَنِ
Maka Syech Ahmad Marzukipun mengucapkan
أبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ والـرَّحْـمَنِ
Sampai dengan akhir Nadzhom yaitu
وَصُحُـفُ الـخَـلِيلِ وَالكَلِيمْ
فِيهَـا كَلامُ الْـحَـكَمِ الْعَلِيمْ
Nabi Muhammad saw pada saat itu mendengarkan bacaan
Syech Ahmad almarzuki, maka saat itupula Syech Ahmad al marzuki terbangun dari
tidurnya dan Beliau baca apa apa yang terjadi dalam mimpinya, dan ternyata
Nadzhom tersebut telah terekam rapih dari awal sampai akhir nadzhom.
Nadzhom tauhid yang telah diberikan Rosululloh kepada
Syech Ahmad marzuki , beliau tuangkan dalam sebuah kitab yang diberi nama
“Aqidatul Awam” ( Aqidah untuk orang awam ) . Selang beberapa waktu lamanya
Syech Ahmad Al marzuki bermimpi kembali bertemu dengan Rosululloh saw , dan
Rosululloh saw berkata ” Bacalah apa yang telah kau kumpulkan di hatimu (
pikiranmu)”, lalu Syech Ahmad Marzuki berdiri membacanya dari awal sampai akhir
Nadzhom dan para Sahabat rosululloh di
samping nabi muhammad saw mengucapkan “Amiin” pada setiap bait bait nadzhom ini
dibacakan . Setelah selesai Syech Ahmad Marzuki menyelesaikan bacaanya, nabi
Muhammad saw bekata kepadanya dan mendokannnya:” Semoga Alloh memberimu Taufiq
kepada hal-hal yang menjadi Ridho-Nya dan menerimanya itu darimu dan memberkahi
kamu dan segenap orang mukmin dan menjadikannya berguna kepada Hamba hamba
Alloh swt amiinn”.
Kitab Nadzhom Aqidatul awam semula hanya berisi 26 bait , namun karena rasa cinta dan
rindunya Syech Ahmad marzuki kepada nabi Muhammad saw maka beliau menambahkan
hingga mencapai 57 Bait Nadzhom…
Saudaraku .. sedikit saya gambarkan , Nama lengkap
beliau Syekh Ahmad bin Muhammad bin Sayid Ramadhan Mansyur bin Sayid Muhammad
al-Marzuqi Al-Hasani, dilahirkan sekitar
tahun 1205 H di mesir , Beliau sepanjang waktu bertugas mengajar Masjid Mekkah
karena kepandaian dan kecerdasannya Syech Ahmad Marzuki diangkat menjadi Mufti
Mazhab Almaliki di Mekkah menggantikan Sayyid Muhammad yang wafat sekitar tahun
1261, Syech Ahmad marzuki juga terkenal sebagai seorang Pujangga dan dijuluki
dengan panggilan Abu Alfauzi.
Kitab Nadzhom Aqidatul awam berisi pokok-pokok
keyakinan ajaran Islam yang dijadikan sebagai pijakan bagi kaum muslimin . Di
dalamnya menjelaskan tentang ilmu tauhid dan dasar-dasarnya. Ilmu tauhid ini
menjelaskan tentang keesaan Allah dan pembuktiannya. Dalam kitab tersebut
menjelaskan sifat-sifat Allah, atau yang disebut aqoid lima puluh.
Aqoid lima puluh itu terdiri dari, 20 sifat yang wajib
bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, serta 4
sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi rasul dan 1 sifat jaiz bagi
rasul. Semua merupakan isi dari ajaran yang terangkum dalam kitab Aqidatul Awam.
Kewajiban mengetahui 50 keyakinan tersebut
diperuntukkan, baik bagi laki-laki maupun perempuan yang telah mukallaf.
Kewajiban mengetahui 50 kayakinan tersebut tak hanya untuk diketahui tapi juga
dimengerti, sehingga umat Islam bisa mewujudkan kebahagiaan dunia dan akhirat,
yang hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang mengamalkan ajaran Islam
dengan baik dan benar.
Kitab Nadzhom Aqidatul awam banyak diajarkan di
pesantren dan Majlis ta’lim dan merupakan dasar dasar ketauhidan yang harus
dipahami oleh setiap muslim. Bahkan Syech Nawawi Assyafi”i memandang penting
untuk mempelajari Kitab Aqidatul awam karena setiap mukallaf wajib mengetahui
sifat sifat Alloh dengan mengenal Sifat
Alloh maka dia akan mengenal dirinya begitu juga sebaliknya ( barang siapa yang
mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhan-nya) jika sudah mengenal Alloh maka
dia akan senantiasa Taat dalam menjalankan
semua perintah Alloh dan Rosulnya dan menjauhi segala larangannnya. Dan Syech
Nawawi Assyafi’i pun mengkomentari Kitab Aqidatul awam tersebut dalam sebuah
kitab bernama “Nurudz zholam”..
Nah , Saudaraku fillah yang belum hafal teks Aqidatul
Awwam , berikut kami tuliskan teksnya ,,
AQIDATUL AWWAM
الشيخ أحمد المرزوقي المالكي
Asy-Syeikh Ahmad Al Marzuqi Al Maliki
أَبـْـدَأُ بِـاسْمِ اللهِ وَالـرَّحْـمَنِ
وَبِـالـرَّحِـيـْمِ دَائِـمِ اْلإِحْـسَانِ
Saya memulai dengan nama Alloh, Dzat yang maha
pengasih, dan Maha Penyayang yang senatiasa memberikan kenikmatan tiada
putusnya
فَالْـحَـمْـدُ للهِ الْـقَدِيْمِ اْلأَوَّلِ اْلآخِـرِ
الْـبَـاقِـيْ بِلاَ تَـحَـوُّلِ
Maka segala puji bagi Alloh Yang Maha Dahulu, Yang
Maha Awal, Yang Maha Akhir, Yang Maha Tetap tanpa ada perubahan
ثُـمَّ الـصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ سَرْمَـدَ ا عَـلَـى
الـنَّـبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ وَحَّدَا
Kemudian, semoga sholawat dan salam senantiasa
tercurahkan pada Nabi sebaik-baiknya orang yang mengEsakan Alloh
وَآلِهِ وَصَـحْـبِهِ وَمَـنْ تَـبِـعْ سَـبِـيْلَ
دِيْنِ الْحَقِّ غَيْرَ مُـبْـتَدِعْ
Dan keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang
mengikuti jalan agama secara benar bukan orang-orang yang berbuat bid’ah
وَبَـعْـدُ فَاعْلَمْ بِوُجُوْبِ الْمَعْرِفَـهْ مِنْ
وَاجِـبٍ للهِ عِـشْرِيْنَ صِفَـهْ
Dan setelahnya ketahuilah dengan yakin bahwa Alloh itu
mempunyai 20 sifat wajib
فَـاللهُ مَـوْجُـوْدٌ قَـدِيْمٌ بَاقِـي مُخَـالِـفٌ
لِلْـخَـلْقِ بِاْلإِطْـلاَقِ
Alloh itu Ada, Qodim, Baqi dan berbeda dengan
makhlukNya secara mutlak
وَقَـائِمٌ غَـنِـيْ وَوَاحِـدٌ وَحَيّ قَـادِرٌ
مُـرِيـْدٌ عَـالِمٌ بِكُلِّ شَيْ
Berdiri sendiri, Maha Kaya, Maha Esa, Maha Hidup, Maha
Kuasa, Maha Menghendaki, Maha Mengetahui atas segala sesuatu
سَـمِـيْعٌ الْبَـصِيْـرُ والْمُتَكَلِـمُ لَهُ صِفَـاتٌ
سَـبْـعَـةٌ تَـنْـتَظِمُ
Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berbicara, Alloh
mempunyai 7 sifat yang tersusun
فَـقُـدْرَةٌ إِرَادَةٌ سَـمْـعٌ بَصَـرْ حَـيَـاةٌ
الْـعِلْـمُ كَلاَمٌ اسْـتَمَرْ
yaitu Berkuasa, Menghendaki, Mendengar, Melihat,
Hidup, Mempunyai Ilmu, Berbicara secara terus berlangsung
وَ جَـائـِزٌ بِـفَـضْـلِهِ وَ عَدْلِهِ تَـرْكٌ
لِـكُـلِّ مُمْـكِـنٍ كَفِعْلِهِ
Dengan karunia dan keadilanNya, Alloh memiliki sifat
boleh (wenang) yaitu boleh mengerjakan sesuatu atau meninggalkannya
أَرْسَـلَ أَنْـبِيَا ذَوِي فَـطَـانَـهْ بِالصِّـدْقِ
وَالـتَّـبْلِـيْغِ وَاْلأَمَانَهْ
Alloh telah mengutus para nabi yang memiliki 4 sifat
yang wajib yaitu cerdas, jujur, menyampaikan (risalah) dan dipercaya
وَجَـائِزٌ فِي حَقِّـهِمْ مِنْ عَـرَضِ بِغَـيْـرِ
نَقْصٍ كَخَفِيْفِ الْمَـرَضِ
Dan boleh didalam hak Rosul dari sifat manusia tanpa
mengurangi derajatnya,misalnya sakit yang ringan
عِصْـمَـتُهُمْ كَسَـائِرِ الْمَلاَئِـكَهْ وَاجِـبَـةٌ
وَفَـاضَلُوا الْـمَـلاَئِكَهْ
Mereka mendapat penjagaan Alloh (dari perbuatan dosa)
seperti para malaikat seluruhnya. (Penjagaan itu) wajib bahkan para Nabi lebih
utama dari para malaikat
وَالْـمُسْـتَحِيْلُ ضِدُّ كُـلِّ وَاجِبِ فَـاحْـفَظْ
لِخَمْسِيْنَ بِحُكْمٍ وَاجِبِ
Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib
maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib
تَـفْصِيْـلُ خَمْسَةٍ وَعِشْرِيْـنَ لَزِمْ كُـلَّ
مُـكَـلَّـفٍ فَحَقِّقْ وَاغْـتَنِمْ
Adapun rincian nama para Rosul ada 25 itu wajib
diketahui bagi setiap mukallaf, maka yakinilah dan ambilah keuntungannya
هُمْ آدَمُ اِدْرِيْسُ نُوْحٌ هُـوْدٌ مَـعْ صَالِـحْ
وَإِبْرَاهِـيْـمُ كُـلٌّ مُـتَّبَعْ
Mereka adalah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud serta Sholeh,
Ibrahim ( yang masing-masing diikuti berikutnya)
لُوْطٌ وَاِسْـمَاعِيْلُ اِسْحَاقٌ كَـذَا يَعْـقُوْبُ
يُوْسُفٌ وَأَيـُّوْبُ احْتَذَى
Luth, Ismail dan Ishaq demikian pula Ya’qub, Yusuf dan
Ayyub dan selanjutnya
شُعَيْبُ هَارُوْنُ وَمُوْسَى وَالْـيَسَعْ ذُو
الْكِـفْلِ دَاوُدُ سُلَيْمانُ اتَّـبَـعْ
Syuaib, Harun, Musa dan Alyasa’, Dzulkifli, Dawud,
Sulaiman yang diikuti
إلْـيَـاسُ يُوْنُسْ زَكَرِيـَّا يَحْيَى عِـيْسَـى
وَطَـهَ خَاتِمٌ دَعْ غَـيَّا
Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Thaha (Muhammad)
sebagai penutup, maka tinggalkanlah jalan yang menyimpang dari kebenaran
عَلَـيْـهِـمُ الصَّـلاةُ والسَّـلامُ وآلِهِـمْ مـَـا
دَامَـتِ اْلأَيـَّـامُ
Semoga sholawat dan salam terkumpulkan pada mereka dan
keluarga mereka sepanjang masa
وَالْـمَـلَكُ الَّـذِي بِلاَ أَبٍ وَأُمْ لاَ أَكْـلَ
لاَ شـُرْبَ وَلاَ نَوْمَ لَهُمْ
Adapun para malaikat itu tetap tanpa bapak dan ibu,
tidak makan dan tidak minum serta tidak tidur
تَفْـصِـيْلُ عَشْرٍ مِنْهُمُ جِبْرِيْـلُ مِـيْـكَـالُ
اِسْـرَافِيْلُ عِزْرَائِـيْلُ
Secara terperinci mereka ada 10, yaitu Jibril, Mikail,
Isrofil, dan Izroil
مُـنْـكَرْ نَـكِـيْرٌ وَرَقِيْبٌ وَكَذَا عَـتِـيْدُ
مَالِكٌ وَرِضْوَانُ احْتـَذَى
Munkar, Nakiir, dan Roqiib, demikian pula ‘Atiid,
Maalik, dan Ridwan dan selanjutnya
أَرْبَـعَـةٌ مِنْ كُتُبٍ تَـفْصِيْـلُهَا تَـوْارَةُ
مُـوْسَى بِالْهُدَى تَـنْـزِيْلُهَا
Empat dari Kitab-Kitab Suci Allah secara terperinci
adalah Taurat bagi Nabi Musa diturunkan dengan membawa petunjuk
زَبُـوْرُ دَاوُدَ وَاِنْـجِـيْـلٌ عَلَى عِيْـسَى
وَفُـرْقَانٌ عَلَى خَيْرِ الْمَـلاَ
Zabur bagi Nabi Dawud dan Injil bagi Nabi Isa dan
AlQur’an bagi sebaik-baik kaum (Nabi Muhammad SAW)
وَصُحُـفُ الْـخَـلِيْلِ وَالْكَلِيْـمِ فِيْـهَـا
كَلاَمُ الْـحَـكَمِ الْعَلِيْـمِ
Dan lembaran-lembaran (Shuhuf) suci yang diturunkan
untuk AlKholil (Nabi Ibrohim) dan AlKaliim (Nabi Musa) mengandung Perkataan
dari Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui
وَكُـلُّ مَـا أَتَى بِهِ الـرَّسُـوْلُ فَحَـقُّـهُ
الـتَّـسْـلِـيْمُ وَالْقَبُوْلُ
Dan segala apa-apa yang disampaikan oleh Rosulullah,
maka kita wajib pasrah dan menerima
إِيـْمَـانُـنَا بِـيَـوْمِ آخِرٍ وَجَبْ وَكُـلِّ مَـا
كَـانَ بِـهِ مِنَ الْعَجَبْ
Keimanan kita kepada Hari Akhir hukumnya wajib, dan
segala perkara yang dahsyat pada Hari Akhir
خَـاتِمَةٌ فِي ذِكْرِ بَاقِي الْوَاجِـبِ مِمَّـا
عَـلَى مُكَـلَّفٍ مِنْ وَاجِـبِ
Sebagai penutup untuk menerangkan ketetapan yang
wajib, dari hal yang menjadi kewajiban bagi mukallaf
نَـبِـيُّـنَـا مُحَمَّدٌ قَـدْ أُرْسِلاَ
لِلْـعَالَمِـيْـنَ رَحْـمَـةً وَفُضِّلاَ
Nabi kita Muhammad telah diutus untuk seluruh alam
sebagai Rahmat dan keutamaan diberikan kepada beliau SAW melebihi semua
أَبـُوْهُ عَـبْدُ اللهِ عَبْدُ الْمُطَّلِـبْ
وَهَـاشِمٌ عَبْـدُ مَنَافٍ يَـنْـتَسِبْ
Ayahnya bernama Abdullah putera Abdul Mutthalib, dan
nasabnya bersambung kepada Hasyim putera Abdu Manaf
وَأُمُّـهُ آمِـنَـةُ الـزُّهْـرِيـَّـهْ أَرْضَـعَـهُ
حَـلِيْمَـةُ السَّعْدِيـَّهْ
Dan ibunya bernama Aminah Az-Zuhriyyah, yang menyusui
beliau adalah Halimah As-Sa’diyyah
مـَوْلِدُهُ بِـمَـكَـةَ اْلأَمِيْـنَـهْ وَفَـاتُـهُ
بِـطَـيْـبَةَ الْـمَدِيْنَهْ
Lahirnya di Makkah yang aman, dan wafatnya di Toiybah
(Madinah)
أَتَـمَّ قَـبْـلَ الْـوَحِيِ أرْبَعِيْنَا وَعُمْـرُهُ
قَـدْ جَـاوَزَ الـسِّـتِّيْنَا
Sebelum turun wahyu, nabi Muhammad telah sempurna
berumur 40 tahun, dan usia beliau 60 tahun lebih
وسـَبْـعَةٌ أَوْلاَدُهُ فَـمِـنْـهُـمُ ثَلاَثَـةٌ
مِـنَ الـذُّكُـوْرِ تُـفْهَمُ
Ada 7 orang putera-puteri nabi Muhammad, diantara mereka
3 orang laki-laki, maka pahamilah itu
قـَاسِـمْ وَعَـبْدُ اللهِ وَهْوَ الطَّيـِّبُ
وَطَـاهِـرٌ بِـذَيْـنِ ذَا يُـلَقَّبُ
Qasim dan Abdullah yang bergelar At-Thoyyib dan
At-Thohir, dengan 2 sebutan inilah (At-Thoyyib dan At-Thohir) Abdullah diberi
gelar
أَتَـاهُ إِبـْرَاهِـيْـمُ مِنْ سَـرِيـَّهْ فَأُمُّهُ
مَارِيـَةُ الْـقِـبْـطِـيَّـهْ
Anak yang ketiga bernama Ibrohim dari Sariyyah (Amat
perempuan), ibunya (Ibrohim) bernama Mariyah Al-Qibtiyyah
وَغَـيْـرُ إِبـْرَاهِيْمَ مِنْ خَـدِيْجَهْ هُمْ
سِتَـةٌ فَـخُـذْ بِـهِمْ وَلِـيْجَهْ
Selain Ibrohim, ibu putera-puteri Nabi Muhammad
berasal dari Khodijah, mereka ada 6 orang (selain Ibrohim), maka kenalilah
dengan penuh cinta
وَأَرْبَعٌ مِـنَ اْلإِنـَاثِ تُـذْكَـرُ رِضْـوَانُ
رَبِّـي لِلْـجَـمِـيْعِ يُذْكَرُ
Dan 4 orang anak perempuan Nabi akan disebutkan,
semoga keridhoan Allah untuk mereka semua
فَـاطِـمَـةُ الزَّهْرَاءُ بَعْلُهَا عَلِيْ
وَابـْنـَاهُمَا السِّبْطَانِ فَضْلُهُمْ جَلِيْ
Fatimah Az-Zahro yang bersuamikan Ali bin Abi Tholib,
dan kedua putera mereka (Hasan dan Husein) adalah cucu Nabi yang sudah jelas
keutamaanya
فَـزَيْـنَـبٌ وبَـعْـدَهَـا رُقَـيَّـهْ وَأُمُّ
كُـلْـثُـوْمٍ زَكَـتْ رَضِيَّهْ
Kemudian Zaenab dan selanjutnya Ruqayyah, dan Ummu
Kultsum yang suci lagi diridhoi
عَـنْ تِسْـعِ نِسْوَةٍ وَفَاةُ الْمُصْطَفَى
خُـيِّـرْنَ فَاخْـتَرْنَ النَّـبِيَّ الْمُقْتَفَى
Dari 9 istri Nabi ditinggalkan setelah wafatnya,
mereka semua telah diminta memilih syurga atu dunia, maka mereka memilih nabi
sebagai panutan
عَـائِـشَـةٌ وَحَـفْصَةٌ وَسَـوْدَةُ صَـفِـيَّـةٌ
مَـيْـمُـوْنَةٌ وَ رَمْلَةُ
Aisyah, Hafshah, dan Saudah, Shofiyyah, Maimunah, dan
Romlah
هِنْـدٌ وَ زَيْـنَبٌ كَـذَا جُوَيـْرِيَهْ
لِلْـمُـؤْمِنِيْنَ أُمَّـهَاتٌ مَرْضِيَهْ
Hindun dan Zaenab, begitu pula Juwairiyyah, Bagi kaum
Mu’minin mereka menjadi ibu-ibu yang diridhoi
حَـمْـزَةُ عَـمُّـهُ وعَـبَّـاسٌ كَذَا عَمَّـتُـهُ
صَـفِيَّـةٌ ذَاتُ احْتِذَا
Hamzah adalah Paman Nabi demikian pula ‘Abbas, Bibi
Nabi adalah Shofiyyah yang mengikuti Nabi
وَقَـبْـلَ هِـجْـرَةِ النَّـبِيِّ اْلإِسْرَا مِـنْ
مَـكَّـةٍ لَيْلاً لِقُدْسٍ يُدْرَى
Dan sebelum Nabi Hijrah (ke Madinah), terjadi
peristiwa Isro’. Dari Makkah pada malam hari menuju Baitul Maqdis yang dapat
dilihat
بَـعْـدَ إِسْـرَاءٍ عُـرُوْجٌ لِلـسَّمَا حَتىَّ رَأَى
الـنَّـبِـيُّ رَبـًّا كَـلَّمَا
Setelah Isro’ lalu Mi’roj (naik) keatas sehingga Nabi
melihat Tuhan yang berkata-kata
مِنْ غَيْرِ كَيْفٍ وَانْحِصَارٍ وَافْـتَرَضْ
عَـلَـيْهِ خَمْساً بَعْدَ خَمْسِيْنَ فَرَضْ
Berkata-kata tanpa bentuk dan ruang. Disinilah
diwajibkan kepadanya (sholat) 5 waktu yang sebelumnya 50 waktu
وَبَــلَّـغَ اْلأُمَّــةَ بِـاْلإِسـْرَاءِ وَفَـرْضِ
خَـمْـسَةٍ بِلاَ امْتِرَاءِ
Dan Nabi telah menyampaikan kepada umat peristiwa
Isro’ tersebut. Dan kewajiban sholat 5 waktu tanpa keraguan
قَـدْ فَـازَ صِـدِّيْقٌ بِتَـصْدِيْقٍ لَـهُ وَبِـالْـعُرُوْجِ
الصِّدْقُ وَافَى أَهْلَهُ
Sungguh beruntung sahabat Abubakar As-Shiddiq dengan
membenarkan peristiwa tersebut, juga peristiwa Mi’raj yang sudah sepantasnya
kebenaran itu disandang bagi pelaku Isro’ Mi’roj
وَهَــذِهِ عَـقِـيْـدَةٌ مُـخْـتَصَرَهْ
وَلِـلْـعَـوَامِ سَـهْـلَةٌ مُيَسَّرَهْ
Inilah keterangan Aqidah secara ringkas bagi
orang-orang awam yang mudah dan gampang
نـَاظِـمُ تِلْـكَ أَحْـمَدُ الْمَرْزُوقِيْ مَـنْ
يَنْـتَمِي لِلصَّادِقِ الْمَصْدُوْقِ
Yang di nadhomkan oleh Ahmad Al Marzuqi, seorang yang
bernisbat kepada Nabi Muhammad (As-Shodiqul Mashduq)
وَ الْحَـمْـدُ للهِ وَصَـلَّى سَـلَّمَا عَلَـى
النَّبِيِّ خَيْرِ مَنْ قَدْ عَلَّمَا
Dan segala puji bagi Allah serta Sholawat dan Salam
tercurahkan kepada Nabi sebaik-baik orang yang telah mengajar
وَاْلآلِ وَالـصَّـحْـبِ وَكُـلِّ مُرْشِدِ وَكُـلِّ
مَـنْ بِخَيْرِ هَدْيٍ يَقْتَدِي
Juga kepada keluarga dan sahabat serta orang yang
memberi petunjuk dan orang yang mengikuti petunjuk
وَأَسْـأَلُ الْكَـرِيْمَ إِخْـلاَصَ الْعَمَلْ
ونَـفْـعَ كُـلِّ مَنْ بِهَا قَدِ اشْتَغَلْ
Dan saya mohon kepada Allah yang Maha Pemurah
keikhlasan dalam beramal dan manfaat bagi setiap orang yang berpegang teguh
pada aqidah ini
أبْيَاتُهَا ( مَـيْـزٌ ) بِـعَدِّ الْجُمَّلِ
تَارِيْخُها ( لِيْ حَيُّ غُرٍّ ) جُمَّلِ
Nadhom ini ada 57 bait dengan hitungan abjad, tahun
penulisannya 1258 Hijriah
سَـمَّـيْـتُـهَا عَـقِـيْدَةَ الْـعَوَامِ مِـنْ
وَاجِبٍ فِي الدِّيْنِ بِالتَّمَامِ
Aku namakan aqidah ini Aqidatul Awwam, keterangan yang
wajib diketahui dalam urusan agama dengan sempurna
BIOGRAFI
NABI MUHAMMAD SAW
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
XI
MIPA 1
Di
Susun Oleh :
Amilatus
Sholihah (07)
TAHUN
PELAJARAN 2016 / 2017
SEMESTER
GANJIL
Komentar
Posting Komentar